Sabtu, 19 April 2014

PEMBELAJARAN EFEKTIF

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
METODE DEBAT
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
METODE ROLE PLAYING
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
  1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
  2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
  3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
  4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
  1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
  2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
  1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  6. Kesimpulan guru.
  7. Penutup.
Kelebihan:
  1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  2. Setiap siswa mendapat peran.
  3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
  1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
PICTURE AND PICTURE
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
  3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
  4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
  5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
  6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
  1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
  2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
  6. Kesimpulan.
Kelebihan:
  • Setiap siswa menjadi siap semua.
  • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
  • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
  1. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
  1. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
  1. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
  1. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
  1. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
METODE JIGSAW
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
  1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
  1. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
  1. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
  1. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
  1. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
  2. Guru menyajikan pelajaran.
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Penutup.
Kelebihan:
  1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
  2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
  1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
  2. Membedakan siswa.
MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan.
Kebaikan:
  1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
  2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
  3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
  1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
  2. Memakan waktu yang lama.
MODEL LESSON STUDY
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
  1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
    1. Perencanaan.
    2. Praktek mengajar.
    3. Observasi.
    4. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
    5. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
    6. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
    7. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
    8. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
    9. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
-          Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
-          Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah.
sumber: http://ridwan202.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-efektif/

Pembelajaran Aktif di Kelas

Pembelajaran aktif atau active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Saat ini pembelajaran aktif telah diyakini oleh sebagian besar para teoritisi, praktisi dan pemegang kebijakan di hampir seluruh belahan muka bumi ini sebagai sebuah konsep pembelajaran yang memberikan harapan bagi tercapainya mutu pembelajaran. Berpegang  pada gagasan yang disampaikan oleh  Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri  terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas:
  1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain.
  2. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik.
  3. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik.
  4. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
  5. Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.
  6. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
  7. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya.
  8. Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi (penjelajahan).
  9. Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau permainan.
  10. Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan.
  11. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
  12. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri), pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas.
  13. Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial.
  14. Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera.
  15. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar.
  16. Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, permainan peran, permainan (game).
  17. Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian, pemberian semangat.
  18. Hasil kerja (karya) peserta didik dipajangkan.
  19. Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik berpikir dan melakukan kegiatan.
  20. Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas pertanyaan.
  21. Mendorong peserta didik menemukan sendiri.
  22. Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.
Untuk dapat memenuhi seluruh Ciri Pembelajaran Aktif di atas tentu bukan hal yang mudah, khususnya bagi kawan-kawan yang sudah tertiasa dengan pola  pembelajaran pasif. Oleh karena itu,  mari  kita mencoba memenuhi dan mempraktikannya di kelas, mulai dari  hal yang paling mungkin untuk dilaksanakan.
==========
Sumber: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.  Panduan Pengembangan Pendekatan Belajar Aktif; Buku I Bahan Pelatihan  Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.
 ==========
REFLEKSI:
Dari sejumlah Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif di atas, menurut Anda hal mana yang paling sulit untuk dapat dipenuhi di kelas Anda?
Adakah solusi terbaiknya?
==========
Selamat berdiskusi dan  semoga dapat semakin memberikan pencerahan bagi kita semua!
Materi terkait:

Makna Pembelajaran


Sabtu; 21 September 2013 [P. Budi Winarto, SMP PENDOWO NGABLAK] - Artikel Umum
Model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ini masih sangat cocok untuk kurikulum baru tahun 2013, yang senantiasa berorientasi pada aktivitas siswa. Model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan juga berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi proses dalam model pembelajaran ini berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal. Kebersamaan dan bekerja sama untuk mengasah emosional. Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan saling menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap kepemimpinan. Orientasi tujuannya adalah agar anak belajar lebih mendalam, anak lebih kritis dan kreatif, suasana belajar menjadi bervariasi serta meningkatkan kematangan emosional. Tidak kalah pentingnya anak siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan.
Tetapi tampaknya untuk memaknai aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan masih terlalu abstrak. Banyak guru masih kabur dengan ini. Sebebenarnya makna ini masih perlu dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Untuk sedikit memberi gambaran mengenai makna aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, berikut ini akan diuraiakan makna tersebut.
1.       Aktif
1)      Selalu mencoba
2)      Tidak ingin menjadi penonton
3)      Memanfaatkan modalitas belajar (visual, auditorial, atau kinestetik)
4)      Penuh perhatian dalam setiap proses pembelajaran

2.       Kreatif
1)      Menginginkan adanya perubahan yang baru
2)      Ingin mengadakan inovasi
3)      Mempunyai banyak cara untuk melakukan sesuatu
4)      Tidak cepat putus asa
5)      Tidak mudah puas dengan hasil kerjanya an selalu ingin berbuat terus
6)      Menumbuhkan motivasi, percaya diri dan kritis
7)      Mempunyai banyak cara

3.       Efektif
1)      Memanfaatkan alat peraga yang ada di sekitar
2)      Diajak ke sumber belajar, melakukan observasi
3)      Memanfaatkan waktu yang ada
4)      Membuat rangkuman yang tepat
5)      Mengoptimalkan pancaindra
6)      Mengatur strategi pembelajaran

4.       Menyenangkan
1)      Penampilan guru yang menarik
2)      Suasana belajar tidak searah
3)      Kaya dengan metode
4)      Desain kelas yang tidak membosankan
5)      Belajar sambil bermain dan bernyanyi
6)      Hasil belajar anak dipajang di kelas
7)      Iekatkan kealam nyata
8)      Ada penghargaan bagi yang berprestasi

Sumber Bacaan : Sulhan, Najib, Drs.MA. 2010. Pembangunan Karakter Pada Anak. Surabaya. Penerbit SIC
Paulus Budi Winarto
Guru SMP Pendowo Ngablak-Magelang
sumber: http://smp-pendowo.tarakanita.or.id/artikel/2013/09/21/makna-pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-23bce96d.html

Jumat, 18 April 2014

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Presentation Transcript

  • 1. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF Oleh TIM PLPG 2013 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
  • 2. PAIKEM  Pembelajaran  Aktif,  Inovatif,  Kreatif,  Efektif,  Menyenangkan
  • 3. PAIKEM cara dan seni menggunakan sumber daya seoptimal mungkin dalam lingkungan pembelajaran yang diciptakan secara kondusif untuk membelajarkan siswa sehingga ia memperoleh pengalaman belajar yang efektif
  • 4. 1. Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa dan dialog antara siswa dengan guru 2. Mendorong setiap untuk ikut aktif memberi pendapat 3. Mendorong setiap siswa untuk ikut berbuat 4. Mendorong setiap siswa untuk ikut aktif mencari sumber. 5. Mendorong kompetisi antarsiswa 6. Mengundang siswa untuk terlibat penuh 7. Membangkitkan gairah belajar siswa
  • 5. Kita Saksikan Video Guru Mengajar  Video 1  Video 2
  • 6. EVERYONE IS A TEACHER HERE 1. 2. KUMPULKAN KERTAS –KERTAS TSB, DIADUK DAN DIBAGIKAN KEMBALI KPD MASING- MASING SISWA/MHS. 3. MINTA MEREKA MEMBACA (DLM HATI) PERTANYAAN YANG DIDAPAT DAN SURUH FIKIRKAN JAWABANNYA. 4. UNDANG VOLUNTER UNTUK MEMBACA PERTANYAAN SERTA MEMBERIKAN JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN. 5. 6 BAGIKAN KERTAS KPD SISWA/MHS DAN MINTALAH MEREKA UNTUK MENULISKAN TTG MATERI PELAJARAN YANG TELAH ATAU SDG DIPELAJARI, ATAU TOPIK KHUSUS YANG INGIN MEREKA DISKUSIKAN DALAM KELAS LAKUKAN KLARIFIKASI.
  • 7. THE POWER OF TWO 1. AJUKAN PERTANYAAN YG MEMBUTUHKAN PERENUNGAN DAN PEMIKIRAN 2. MINTA MEREKA MENULISKAN JAWABANNYA DI KERTAS SECARA PERORANGAN. SETIAP PASANGAN DIMINTA UTK SALING MENJE LASKAN JAWABAN MASINGMASING, KEMUDIAN MENYUSUN JAWABAN BARU YG DI SEPAKATI 5. 3. MINTA MEREKA BERPASANGAN 7 4. SURUH MASING – MASING PASANGAN MEMBANDINGKAN JAWABANNYA DGN PASANGAN LAIN 6. Klarifikasi Dosen.
  • 8. CARD SORT 1. 2. MINTA MEREKA UNTUK MENCARI DAN MENEMUKAN KARTU DALAM KATAGORI YANG SAMA PADA TEMANNYA. 3. SISWA DENGAN KATAGORI YANG SAMA DIMINTA UNTUK MEMPRESENTASIKAN KATAGORI MASING-MASING 4. 8 BAGIKAN KEPADA SISWA POTONGAN KERTAS YANG BERISI INFORMASI ATAU CONTOH DLM SATU KATAGORI ATAU LEBIH. SEIRING DENGAN PRESENTASI TERSEBUT, BERIKAN PENJELASAN POIN-POIN PENTING TERKAIT MATERI PELAJARAN YANG DIAJARKAN.
  • 9. 1. SNOW BALLING DIAJARKAN. SAMPAIKAN TOPIK MATERI YANG AKAN 2. 3. GABUNGKAN MASING-MASING PASANGAN DGN PASANGAN YANG LAIN UNTUK MENDISKUSIKAN JAWABAN YG ADA 4. MINTALAH PASANGAN TESEBUT UNTUK MEMBUAT JAWABAN BARU UNTUK SETIAP PERTANYAAN. 5. LANJUTKAN PENGEMBANGAN PASANGAN TERSEBUT SESUAI JUMLAH SISWA DAN WAKTU YG TERSEDIA 6. MASING-MASING KELOMPOK DIMINTA MENYAMPAIKAN DIDEPAN KELAS 7. 9 MINTA MEREKA UNTUK BERPASANGAN DAN MENJAWAB PERTANYAAN. SETELAH MEMBANDINGKAN JAWABAN YANG ADA, GURU MEMBERIKAN ULASAN DAN PENJELASAN SECUKUPNYA
  • 10. LEARNING STARTS WITH A QUESTION 1. 2. MINTA MEREKA UNTUK MEMPELAJARI BAHAN TSB BERSAMA TEMAN. 3. SISWA ATAU MAHASISWA MENENTUKAN BAGIAN YANG BELUM DIMENGERTI DAN DIBERI GARIS BAWAH /MENULISKAN PERTANYAAN 4. 10 BAGIKAN BAHAN BELAJAR YANG ANDA PILIH KEPADA SISWA/MHS. KUMPULKAN SEMUA PERTANYAAN, DAN ANDA MEMULAI KBM DENGAN MENJELASKAN HAL – HAL YANG MEREKA TANYAKAN.
  • 11. INFORMATION SEARCH 2. SUSUNLAH SEJUMLAH PERTANYAAN YANG JAWABANNYA BISA DICARI PADA RESOURCE/PERPUSTAKAAN. 3. MINTALAH MHS MENJAWAB PERTANYAAN TSB, BISA SECARA INDIVIDUAL ATAU KELOMPOK KECIL. KRN KOMPETISI ANTAR KELOMPOK DAPAT DICIPTAKAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI. 1. UNTUK MENUMBUHKAN PERSAINGAN SECARA SEHAT, BAGI MHS KEDALAM BEBERAPA KELOMPOK KECIL. 11 4. SETELAH SELESAI, BAHAS JAWABAN SECARA BERSAMA DALAM SEBUAH DISKUSI KELAS. KEMBANGKAN JAWABAN TERSEBUT UNTUK MEMPERLUAS CAKUPAN BELAJAR.
  • 12. READING GUIDE 1. TENTUKAN TOPIK 2. BAGIKAN BAHAN BACAAN 3. BAGIKAN PANDUAN PERTANYAAN 4. MINTA MAHASISWA MENJAWAB PERTANYAAN YANG DIAJUKAN 5. DISKUSIKAN JAWABAN DARI MAHASISWA 6. KLARIFIKASI 12
  • 13. POINT COUNTER POINT 1. PILIH SATU TOPIK YANG MEMPUNYAI DUA PERSPEKTIF (SUDUT PANDANG) ATAU LEBIH 2. BAGI KELAS MENJADI BEBERAPA KELOMPOK SESUAI DGN JUMLAH PERSPEKTIF (SUDUT PANDANG) YANG ADA 3. PASTIKAN BAHWA MASING-2 KLPK DUDUK PADA TEMPAT YG TERPISAH 4. BERI WAKTU KPD MASING-MASING KELOMPOK UTK MENYAMAKAN VISI DAN MENYIAPKAN ARGUMEN SESUAI PANDANGAN KLP YANG DIWAKILI. 5. MULAI PERDEBATAN ATAU DISKUSI DGN MEMPERSILAHKAN SALAH SATU KLP MENGEMUKAKAN PANDANGANNYA. 6. UNDANG ANGGOTA KELOMPOK YANG LAIN UNTUK MENYAMPAIKAN PANDANGAN YANG BERBEDA. BEGITU SETERUSNYA. 7. BERI KESIMPULAN, KLARIFIKASI ATAU MENCARI TITIK TEMU DARI 13 BERBAGAI ARGUMEN YANG MUNCUL.
  • 14. CRITICAL INCIDENT 1. 2. 1. Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini 2. Berilah kepada mereka kesempatan beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalamannya yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada 3. Tanyakan pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan 4. Sampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan dgn cara mengaitkan siswa tsb. 14
  • 15. QUESTION STUDENT HAVE 1. BAGIKAN SECARIK KERTAS KEPADA MAHASISWA. 2. SETIAP MAHASISWA DIMINTA UNTUK MENULISKAN PERTANYAAN TENTANG MATERI PERKULIAHAN. 3. EDARKAN KERTAS TERSEBUT SEARAH JARUM JAM, KETIKA SETIAP KERTAS TSB DIEDARKAN KEPADA MAHASISWA BERIKUTNYA, DIA HARUS MEMBACA DAN MEMBERIKAN TANDA CEK ( V) PADA KERTAS YG BERISI PERTANYAAN YANG JUGA MENJADI PERHATIAN PEMBACANYA. 4. KETIKA MASING – MASING KERTAS SUDAH KEMBALI KE PEMILIKNYA, KEMUDIAN IDENTIFIKASI PERTANYAAN YANG MENERIMA PALINNG BANYAK TANDA CEK, RESPONLAH PERTANYAAN INI. 5. MINTALAH SECARA SUKARELA BERBAGI PENJELASAN TENTANG PERTANYAAN MEREKA SEKALIPUN TIDAK MENERIMA TANDA CEK TERBANYAK. 6. KUMPULKAN KERTAS TSB, KARENA MUNGKIN ADA PERTANYAAN YANG DPT 15 DIRESPON PADA PERKULIAHAN YANG AKAN DATANG.
  • 16. INDEX CARD MATCH   MINTA MHS / SISWA MENCARI PASANGAN KARTU YANG COCOK ANTARA PERTANYAAN DAN JAWABANNYA.  16 BAGIKAN INDEX CARD YANG BERISI JAWABAN DAN PERTANYAAN DENGAN JUMLAH YG SEIMBANG MINTA MEREKA UNTUK MENGEMUKAKAN INDEX CARD YANG TELAH DICOCOKKAN  KLARIFIKASI
  • 17. Kitaaa Nyanyi Dulu Yok..... KISAH SEDIH DI SEKOLAH Resah dan gelisah Malu aku malu Belajar tak betah Ia ngajar masih begitu Bosan dan menjenuhkan Padahal tlah ditatar anak terlihat pasif Uang banyak keluar. Guru aktif ceramah, Seakan cuek saja Siswa duduk dengarkan Ogah pembaharuan Sungguh sangat membosankan Gini pun lulus jawabnya
  • 18. Sungguh aneh tapi nyata Di negri sana Cara ngajar tak berubah sejak zaman abah Pada siapa minta bantu Untuk meningkatkan mutu Proses belajar mengajar Yang kembangkan bakat siswa Proses belajar mengajar Aktif, kreatif dan menyenangkan
  • 19. TANDA BARU Tak sengaja lewat depan kelasmu Ku melihat ada tanda baru Di hiasi gambar dan puisi Hati bertanya hasil karya siapa Kupercaya hasil siswa kreatif Telah diajar guru yang inovatif Yang membuat siswa menjadi aktif Sehingga kelas menjadi aktraktif
  • 20. Tanpa menunggu perintah dari atasan Kau coba ide tanpa menjadi beban Tanpa bicara kau buat siswa ceria Kau ubah kelas agar jadi semarak Kau yakin itu sepenuh hati Untuk membangun generasi nanti
  • 21. POSTER SESSION 1. Dosen/Guru menyampaikan topik/materi 2. Dosen/guru mengelompokkan mhs/siswa 3. Mintalah mereka untuk mendiskusikan topik yang sedang dipelajari 4. Mintalah mhs/siswa untuk mempersiapkan visualisasi pada karton / kertas 5. Masing – masing kelompok mempresentasikan visualisasi dari topik yang yang dipelajari 6. Guru / dosen mengklarifikasi 21
  • 22. POSTER COMMENT  Pilihlah sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan dibahas  Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut 22
  • 23. POSTER COMMENT (Lanjutan) Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut Siswa diminta untuk meberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau poster tersebut. 23
  • 24. JIGSAW LEARNING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 24 Pilih materi kuliah yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Bagi mahasiswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen materi yang ada. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi kuliah yang berbeda. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok yang lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya. Minta kepada salah seorang anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya masih ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok. Lakukan klarifikasi.
  • 25. SYNERGETIC TEACHING 1. BAGI KELAS MENJADI DUA 2. PINDAHKAN SATU KELOMPOK KE RUANGAN YANG LAIN UNTUK MEMBACA TOPIK YG AKAN DIAJARKAN 3. PD WAKTU YANG SAMA, SAMPAIKAN MATERI KEPADA KELOMPOK KEDUA DG TEKHNIK CERAMAH 4. PERTEMUKAN MASING – MASING KELOMPOK DENGAN ANGGOTA KELOMPOK YANG LAIN DAN SURUH MEREKA MEMBUAT REKAPITULASI DARI APA YANG BARU SAJA MEREKA PELAJARI 5. LAKUKAN KLARIFIKASI. 25
  • 26. MEMORY MATRIX DAMPAK STRESS DAMPAK FISIK 26 DAMPAK KMAMPUAN BERFIKIR DAMPAK EMOSI DAMPAK PERILAKU
  • 27. FIRING LINE 1. PILIH TOPIK YANG DAPAT DISAMPAIKAN DALAM 3 TOPIK 2. BAGI MAHASISWA MENJADI TIGA KELOMPOK 3. JELASKAN FORMAT SESI YANG AKAN DISAMPAIKAN, DAN MULAI PENYAMPAIAN MATERI. BATASI SAMPAI 10 MENIT 4. MINTALAH TIM A , B, DAN C UNTUK MEMBUAT SOAL DAN JAWABAN RINGKAS. QUIZ DISIAPKAN SEKITAR 5 MENIT, 5. TIM A MEMBERI PERTANYAAN KE TIM B . JIKA TIM B TIDAK DAPAT MENJAWAB QUIZ , PERTAYAAN PINDAH KE TIM C 6. TIM A MEGAJUKAN PERTAYAAN BERIKUTNYA KE TIM C DAN ULANGI PROSES NO. 5. 27 
  • sumber: http://www.slideshare.net/Syechh/4-penerapan-strategi-pembelajaran-aktif

BLOG PAKEM :Dasar-Dasar Kewirausahaan Teori & Praktik


Kewirausahaan telah menjadi gerakan nasional di Indonesia. Hal ini tak dapat dipungkiri karena kewirausahaan merupakan motor penggerak mesin ekonomi suatu negara jika hendak mencapai kemakmuran.
Keberadaan wirausaha sebagai jantung usaha menjadi fenomena baru dan dipandang berbeda ketimbang profesi yang selama ini kita kenal. Sejumlah penelitian terkini juga meyakini bahwa entrepreneur dapat dilahirkan melalui pendidikan, tidak semata karena faktor keturunan dan lingkungan. Jika meminjam tagline Air Asia “Now Everyone Can Fly” maka saat ini banyak kalangan meyakini bahwa “Now Everyone Can be Entrepreneur”. Tak pelak lagi, sejumlah perguruan tinggi telah menjadikan Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa, tak hanya untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis saja.
Saat ini buku teks Kewirausahaan telah banyak beredar, baik yang berasal dari luar negeri terutama Amerika Serikat, maupun Indonesia. Namun tak banyak buku teks Kewirausahaan Indonesia yang menyajikan contoh praktik-praktik kewirausahaan khas Indonesia sebagai bahan diskusi di kelas. Buku ini juga memuat tugas di luar kelas agar mahasiswa semakin memahami praktik kewirausahaan secara langsung, pemanfaatan internet sebagai media belajar dan pembahasan yang ringkas tanpa mengurangi esensi kewirausahaan yang menjadi sentral buku ini. Hasil-hasil penelitian kewirausahaan dari berbagai jurnal mutakhir juga disajikan di setiap bab. Pembaca diharapkan dapat mengikuti perkembangan terkini praktik kewirausahaan dari sudut pandang perspektif global.
Selain mahasiswa, buku ini juga layak dibaca bagi mereka yang menaruh minat terhadap kewirausahaan dan ingin menjadi wirausaha dalam arti yang sesungguhnya. Menjadi wirausaha adalah mulia dan buku ini mencoba menggiring pembaca menuju impian itu. 
http://www.indeks-penerbit.com/index.php?route=product/product&path=63&product_id=567

BLOG PAKEM : Strategi Jitu untuk Mengajak Murid Belajar Secara Aktif

 
Menghidupkan kelas Anda di sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, atau lembaga kursus dengan 101 Strategi Pembelajaran Aktif yang dapat digunakan untuk mengajarkan hampir semua subjek pelajaran. Pembelajaran Aktif memuat sekumpulan teknik belajar aktif paling komprehensif yang pernah diterbitkan. Setiap strategi diuraikan dengan instruksi yang jelas dan selangkah demi selangkah. Jika Anda memang berencana membuat pembelajarannya aktif, namun kadang-kadang kehilangan energi, buku ini akan mengembalikan Anda ke rencana awal dengan ide-ide segar dan strategi-strategi yang inovatif. Dan, jika Anda adalah pemula dalam bidang pembelajaran aktif, buku ini merupakan pengantar yang sempurna.


Inilah yang mereka katakan tentang Pembelajaran Aktif:
“Pembelajaran Aktif merupakan buku terbaik, yang pernah saya temui tentang strategi mengajar yang membuat murid murid terlibat dan tertarik untuk belajar. Ini merupakan tambang ide bagi para guru pemula sampai guru sekolah menengah yang paling berpengalaman atau para pemimpin muda.”
—Howard Kirschenbaum, Ed.D. Pengarang 101 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings

“Ini buku kelas satu tentang strategi pembelajaran aktif, yang diuraikan dengan ringkas namun sangat jelas. Pembelajaran Aktif menawarkan banyak cara yang membuat murid-murid terlibat. Jika buku ini tidak menjadikan pembelajaran aktif sebagai pilihan di kelas Anda, maka buku lainnya pasti gagal juga.”
—Maryellen Weimer, Ph.D. Dosen Senior, Pennsylvania State University; Editor, The Teaching Professor

“Pembelajaran Aktif-lah yang diperlukan oleh guru-guru kami yang baru, dan pemacu adrenalin bagi guru-guru kami yang sudah lebih berpengalaman. Buku ini sangat mudah dibaca dan dipahami oleh guru.”
—Vinny Danzer. Koordinator Program, New York Teacher Centers Consortium, United Federation of Teachers

“Mel Silberman telah membangun prinsip-prinsip praktik terbaik dalam Belajar Aktif dan menghargai orientasi dan pengalaman belajar yang bermacam-macam di dalam kelas. Guru-guru yang masih baru maupun yang sudah berpengalaman akan menemukan, bahwa buku ini menjadi tambahan yang memperkaya portofolio pengajaran mereka.”
—Victoria J. Marsick, Ph.D. Ketua, Department of Higher and Adult Education, Teachers College, Columbia University 
http://www.indeks-penerbit.com/index.php?route=product/product&product_id=509

Label